Teori Manajemen Strategik.


Wheelen dan Hunger (2012: 5) mendefinisikan manajemen strategik sebagai seperangkat keputusan dan aksi manajemen yang menentukan tindakan organisasi dalam jangka panjang. Proses ini terdiri dari empat elemen dasar yaitu (1) enviromental scanning, (2) strategy formulation, (3) strategy implementation, dan (4) strategy evaluation.

Gambar 2.2  Alur Manajemen Strategik
 
Sumber: Wheelen, T.L. dan Hunger.2012.Strategic Management and Business Policy: Achieveing Sustainability,13th ed, Harlow: Pearson Prentice Hall.

Wheelen dan Hunger (2012 : 16) kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai empat elemen dasar manajenen strategik yaitu:
a.    Environmental scanning adalah proses memonitor, mengevaluasi, dan menyebarkan informasi dari lingkungan baik internal maupun eksternal kepada orang-orang penting dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor strategik baik internal dan eksternal yang akan menetunkan masa depan organisasi. Cara paling sederhana untuk melakukan identifikasi lingkungan ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Melalui analisis SWOT ini organisasi dapat mengidentifikasi faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang terdiri kesempatan, dan ancaman. Faktor eksternal adalah beberapa faktor di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol oleh manajer tingkat atas.
b.    Strategy formulation adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk membuat sebuah tata kelola manajemen yang efektiv dari peluang dan ancaman dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan organisasi. Hal ini termasuk pada langkah menentukan misi organisasi, target spesifik, mengembangkan strategi, dan menentukan panduan dalam pembuatan kebijakan.
1.    Misi organisasi adalah tujuan atau alasan bagi eksistensi sebuah organisasi. Misi menceritakan tentang kontribusi organisasi terhadap masyarakat, apakah hal itu berupa sebuah pelayanan atau berupa barang yang dapat dinikmati. Sebuah pernyataan misi yang baik dapat mendefinisikan tujuan pokok organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya dan juga dapat mengidentifikasi lingkup atau cakupan keluaran organisasi.
2.    Target organisasi adalah hasil akhir dari perencanaan aktivitas. Target harus dinyatakan ke dalam sebuah kata kerja dan menjelaskan apa yang harus dicapai dalam rentang waktu tertentu. Pernyataan target juga harus menyatakan ukuran keberhasilan secara kuantitas jika memungkinkan. Pencapaian target organisasi harus bertujuan pada pemenuhan misi organisasi. Target organisasi berbeda dengan tujuan organisasi. Tujuan merupakan bentuk sebuah pernyataan terbuka yang menyatakan hal yang ingin dicapai oleh organisasi tanpa perhitungan kuantitas mengenai apa yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, pernyataan "meningkatkan keuntungan perusahaan" adalah sebuah tujuan, bukan merupakan target organisasi karena pernyataan tersebut tidak menyatakan berpaa banyak keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan dalam kurun waktu satu tahun. Contoh sebuah penyataan yang dapat dijadikan sebagai target organisasi adalah "untuk meningkatkan laba perusahaan sebanyak 10 % di tahun 2010".
3.    Peran strategi dalam sebuah organisasi adalah membangun sebuah perencanaan yang komprehensif yang menyatakan bagaimana organisasi akan memenuhi misi dan targetnya. Strategi dapat digunakan untuk memaksimalkan keuntungan dan mengurangi kerugian. Karena kebanyakan dari organisasi tidak memiliki target yang tertulis secara formal, maka banyak organisasi mempunyai strategi yang tidak tertulis sehingga tidak dapat  terartikulasi dan teranalisa dengan jelas. Cara untuk mengetahui strategi yang tidak tertulis tersebut adalah dengan melihat apa yang dilakukan oleh komponen manajerial dalam organisasi. Strategi sebuah organisasi dapat terlihat dari kebijakan perusahaan, kegiatan yang dilaksanakan, dan alokasi penggunaan dana.
4.    Kebijakan adalah sebuah panduan  untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan pembuatan kebijakan dan implementasinya. Perusahaan membuat sebuah kebijakan untuk memastikan pekerjanya membuat keputusan dan melakukan tindakan yang mendukung misi, target, dan strategi organisasi.
c.     Strategy implementation adalah sebuah proses dimana strategi dan kebijakan diletakkan dalam serangkaian aksi melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Proses ini dapat melalui perubahan budaya, struktur, atau sistem manajerial keseluruhan organisasi. Kecuali saat perubahan drastis keseluruhan organisasi sangat dibutuhkan, maka implementasi strategi ini dilaksanakan oleh komponen manajerial tingkat bawah dan menengah, namun tentunya dengan pengawasan manajer tingkat atas.
d.    Evaluation and control adalah sebuah proses dimana aktivitas dan pencapaian hasil organisasi dimonitor sehingga hasil yang dicapai dapat dibandingkan dengan hasil yang diharapkan. Keseluruhan pimpinan manajerial menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengambil langkah perbaikan dan menyelesaikan masalah. Proses evaluasi dan kontrol merupakan elemen dasar terakhir dari langkah manajemen strategik, proses ini juga dapat mengetahui kelemahan dalam rencana strategik yang telah diimplementasikan sebelumnya dan mendorong keseluruhan proses untuk dimulai kembali.
Teori ini digunakan untuk membahas implementasi strategi pemolisian pencegahan kejahatan penipuan melalui media elektronik yang dilaksanakan oleh Polres Metro Jakarta Pusat. Selain itu teori ini juga digunakan untuk menyusun strategi pemolisian yang ideal dalam mengoptimalkan upaya pencegahan kejahatan penipuan melalui media elektronik di Polres Metro Jakarta Pusat.

Gambar 2.3            Alur Manajemen Strategik dan Komponennya
 


Sumber: Wheelen, T.L. dan Hunger.2012.Strategic Management and Business Policy: Achieveing Sustainability,13th ed, Harlow: Pearson Prentice Hall.

Komentar

Postingan Populer