Design Peningkatan Motivasi Kerja Unit Reskrim
Untuk mewujudkan sebuah iklim kerja yang bagus sehingga anggota
terdorong untuk mencapai tujuan organisasi secara efektiv dan efisien
dibutuhkan sebuah motivasi dalam diri tiap-tiap personil organisasi. Dan saya
sebagai seorang manajer harus dapat mengidentifikasi faktor yang memepngaruhi
motivasi serta cara untuk meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi kerja.
Frederick Herzberg memperkenalkan suatu teori motivasi yang disebut
teori Two-Factor dimana ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap motivasi
bekerja anggota. Faktor yang pertama disebut sebagai faktor motivator
yaitu apa yang disediakan oleh manajemen yang mampu membuat karyawan senang,
nyaman dan tenang. Yang termasuk dalam motivator adalah; Achievement,
recognition, advancement, growth, working condition dan work itself.
Faktor kedua, disebut sebagai hygiene factor (kesehatan lingkungan kerja) yang terdiri atas; gaji,
kebijakan perusahaan, supervisi, status relasi antar pekerja dan personal
life. Menurut Herzberg pemenuhan faktor motivator ini akan meningkatkan
kepuasan kerja dan selanjutnya meningkatkan motivasi anggota untuk bekerja.
Kedua faktor yang disebutkan oleh Herzberg ini tidak bisa saling menggantikan
dan bukan merupakan suplemen terhadap satu dengan yang lain. Bila faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dalam
lingkungan kerja terpenuhi, belum tentu menyebabkan timbulnya kepuasan
bagi karyawan. Karenanya faktor motivator dan lingkungan kerja harus
dijaga dan ditingkatkan keberadaannya secara bersama-sama. Kedua faktor ini
adalah syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi agar memiliki
karyawan yang mempunyai motivasi tinggi. Manajemen dan organisasi tidak akan
efektif tanpa mempunyai karyawan yang bermotivasi.
Untuk itu, saya akan memberikan gambaran desain peningkatan kepuasan
kerja personil yang akan bermuara pada peningkatan motivasi kerja personil.
Antara lain sebagai berikut:
1. Pengumuman Pencapaian Prestasi/Target Kinerja.
Merupakan
sebuah hal yang lumrah apabila orang ingin dinilai baik oleh orang lain.
Karenanya dengan menetapkan indikator prestasi/kinerja maka seseorang akan
termotivasi untuk memenuhi indikator tersebut sehingga dapat terlihat
prestasinya. Pengumuman hasil kinerja anggota pun harus dilakukan secara
terbuka agar efeknya terhadap motivasi anggota semakin besar. Pengumuman
prestasi sehingga kinerjanya terlihat oleh orang lain secara tidak langsung
menunjukkan pencapaian positif terhadap dirinya. Pengumuman prestasi ini juga
akan secara tidak langsung memotivasi anggota untuk tidak bermalas-malasan
karena apabila kinerjanya buruk akan dapat terlihat oleh orang lain.
2. Pemberian Penghargaan dan Pengakuan Atas Prestasi
Kerja
Penghargaan
terhadap pekerjaan yang dilakukan
Cara ini sering diabaikan oleh pimpinan
sebagai alat motivasi yang sangat berguna. Umumnya pimpinan akan memberikan
suatu teguran atau kritik apabila karyawan tidak melaksanakan pekerjaan dengan
baik, akan tetapi pimpinan tidak memberikan suatu penghargaan atau pujian
apabila karyawan bekerja dengan baik. Padahal bagaimanapun juga pujian atau
penghargaan terhadap pekerjaan yang terselesaikan dengan baik akan menyenangkan
karyawan yang bersangkutan.
Karenanya berdasarkan penilai prestasi kinerja
yang telah dilakukan, saya akan membuat sebuah mekanisme pemberian penghargaan
kepada anggota yang berprestasi. Penghargaan ini dapat berupa pemberian
bingkisan, pengumuman prestasi, atau pemberian piagam bagi anggota yang
berprestasi.
3. Memberikan Reward untuk Pengembangan Diri dan
Promosi Jabatan.
Salah satu
harapan dari anggota adalah untuk dapat
bergerak maju dari segi karier dan
jabatan. Untuk itu merupakan hal yang penting untuk memberikan
kesempatan pengembangan karier sebagai salah satu reward atas kinerja yang baik
anggota. Bentuk pengembangan diri dan karier yang dilaksanakan yaitu dengan
menawarkan kesempatan sekolah dengan biaya negara atau dengan melakukan
pengajuan promosi jabatan. Karena pada hakekatnya setiap orang ingin lebih
maju. Dengan memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau promosi ke
tempat yang lebih baik maka kompetisi akan tercipta diantara para personil.
Akibatnya motivasi itu akan timbul seiring dengan kompetisi untuk meraih
promosi.
4. Mendelegasikan Tugas Bersama dengan Informasi
tentang Wewenang dan Tanggung Jawab yang Menyertainya.
Adanya rasa
tanggung jawab akan pekerjaan yang harus dilaksanakan memberikan sebuah
motivasi bagi individu untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya apa yang
menjadi tanggungjawabnya. Untuk itu dalam mendelegasikan tugas harus jelas
kepada siapa dan harus dirinci beban tugas yang harus dikerjakannya. Kerancuan
pendelegasian tugas akan mengakibatkan anggota tidak memiliki rasa tanggung
jawab terhadap tugas. Contohnya adalah dalam melakukan penanganan sebuah
perkara maka harus jelas peran dan tanggung jawab masing-masing anggota seperti
bagian pengumpulan BB, olah TKP, penyelidikan tersangka, pemberkasan, dll.
5. Menyesuaikan Karakteristik pekerjaan dengan
karakteristik personil.
Motivasi
seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan berkaitan dengan kecocokan
karakter pribadinya dengan pekerjaan tersebut. Saya ambil contoh bagi orang
yang menyukai tugas di lapangan, maka dia akan jenuh dan bosan apabila
ditugaskan untuk menangani penyidikan perkara yang rumit. Namun dia akan lebih
gigih jika ditugaskan untuk mencari tersangka walaupun petunjuknya minim karena
dia menganggap hal itu sebagai suatu tantangan. Karenaya perlu pengenalan
karakter individu dari anggota yang kita awaki.
Komentar
Posting Komentar